1.Teuku Markam Pernah Jadi Orang Terkaya Se-Indonesia
Pada masa awal kemerdekaan, belum banyak orang Indonesia berfikir untuk menggeluti bisnis untuk profesi. Orang pada umumnya masih cenderung pasif dalam masalah ekonomi. Dalam masa seperti inilah kemudian seorang laki-laki bernama Teuku Markam muncul, dia bergelut dengan banyak bisnis yang akhirnya menjadi saudagar sukses. Bermacam – macam bisnis ditelateni Markam mulai dari ekspor impor, besi beton, sampai plat baja. Dari segala macam bisnis tersebut akhirnya ia menjadi sangat kaya. Jumlah kekayaannya sendiri disaat itu luar biasa. Sampai ia mendapat julukan orang terkaya se Indonesia pernah didapatnya. Walaupun memiliki kekayaan yang banyak, pada kenyatanya Markam tidak pernah menghabiskannya sendiri.
2. Menyumbang 38 Kilogram Emas Untuk Monas
Ada hal yang paling menarik dari Monas, hal itu adalah 38 kilogram emas yang ada di puncak Monas. Selama puluhan tahun banyak orang dibuat heran dengan ini. Bahkan juga ada pertanyaan siapa yang mengawalinya juga sering muncul. Untuk menjawab pertanyaan tersebut hanya perlu satu nama, dia adalah Teuku Markam. Memang tidak pernah ada dokumentasi atau apapun, namun banyak yang meyakini kalau Markam penyumbang 38 kilogram emas tersebut. Dan bukan hanya itu saja jasa tokoh dari Aceh ini. Beliau juga sering dikabarkan menjadi salah seorang yang ikut serta membebaskan lahan Senayan agar menjadi tempat pusat olah raga.
3. Dikhianati Dengan Dituduh PKI
Bukan hanya Monas juga Senayan, ada banyak jasa Markam untuk Indonesia. Tidak banyak yang mengetahuinya jika ia banyak berjasa demi negara. Markam menjadi investor utama KTT Asia Afrika dan melalui forum tersebut berikutnya merdekalah negara yang terjajah pada dua benua tersebut. Begitu besar jasa Markam, namun pada akhirnya Markam tidak dianggap oleh negara. Disaat pemerintahan Presiden Soekarno, Markam begitu dihormati, namun tidak pada saat Soeharto memimpin negara. Tanpa ada alasan jelas, Markam langsung ditangkap kemudian dipenjara. Markam dituduh terlibat aktif dalam pemberontakan PKI juga dianggap Sukarnois garis keras. Ia dipenjara pada tahun 1966 tanpa ada proses peradilan.
4. Raga Dipenjara, Harta Dijarah
Markam menderita tidak hanya ketika difitnah dan dipenjara, semua properti juga hartanya menjadi milik negara. Kantor, tanah, bisnis, dan semua milik Markam, diambil oleh pemerintah. Tidak sedikitpun harta Markam yang disisakan untuk keluarga juga anaknya, semua dilakukan oleh pemerintahan Soeharto. Hidup keluarganya menjadi miskin juga kesusahan, padahal sebelumnya sangat berkecukupan. Pada akhirnya Markam keluar dari penjara pada tahun 1974, Markam bersama keluarganya juga kesulitan untuk klaim hartanya tersebut.
5. Nama Markam Tetap Belum Bersih
Setelah bebas dari penjara Markam masih sering mendapat pandangan menghina orang karena Markam dianggap antek PKI. Markam juga keluarganya menyesalkan namanya tidak kunjung dibersihkan. Walaupun saat kekuasaan Orde baru sudah selesai, Markam juga tidak mendapatkan namanya direhabilitasi. Markam sampai tua tetap dianggap pengkhianat. Namun apa yang sudah dilakukannya untuk negara ini sangat besar. Miris jika mendengar kisah sosok Markam. Ia berjuang untuk negara, namun mendapatkan perlakuan sangat tidak menyenangkan. Markam pribadi mungkin tidak pernah berkata dia menyesal, namun jauh dalam hatinya Markam pasti berkata jika seperti ini jadinya, maka tak pernah sudi dirinya membantu Indonesia.